Festival Bedug yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara pada Jumat, 7 Maret 2025, menjadi salah satu langkah strategis dalam mencegah tawuran di kalangan anak muda. Selain itu, festival ini juga bertujuan untuk melestarikan budaya Islam yang erat kaitannya dengan bulan suci Ramadhan.
Pencegahan Tawuran Melalui Festival Bedug
Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, menegaskan bahwa Festival Bedug bukan sekadar ajang perlombaan, tetapi merupakan bagian dari proses pembinaan bagi generasi muda. “Untuk mencegah tawuran, makanya kita lakukan bukan hanya Festival Bedug saja, ini cuma ujungnya, tapi yang kita lihat adalah prosesnya,” ujar Ali saat diwawancarai di kantornya.
Melalui festival ini, anak-anak muda mendapatkan wadah untuk menyalurkan kreativitas dan energi mereka dalam kegiatan positif. Ali menjelaskan bahwa setiap peserta yang mengikuti Festival Bedug telah menjalani berbagai tahapan pembinaan dan pelatihan sebelum tampil di ajang utama.
Pelestarian Budaya Islam dan Identitas Bangsa
Festival Bedug juga memiliki nilai penting dalam melestarikan budaya Islam, terutama terkait penggunaan bedug sebagai instrumen seni musik. “Bedug belum tentu ada di semua negara, sehingga bisa menjadi identitas bangsa kita,” tambah Ali.
Selain bedug sebagai penanda waktu shalat, festival ini menampilkan bedug dalam konteks seni, diiringi dengan hadroh dan marawis. Hal ini memberikan pemahaman lebih luas kepada generasi muda bahwa bedug bukan sekadar alat pemanggil ibadah, tetapi juga memiliki nilai estetika dalam dunia musik Islam.
Peserta Festival Bedug 2025
Pada tahun ini, Festival Bedug diikuti oleh 34 kelompok yang mewakili 31 kelurahan di Jakarta Utara. Setiap kelompok terdiri dari tujuh pemuda dengan formasi sebagai berikut:
- Lima pemain bedug
- Satu vokalis
- Satu pemain alat musik lainnya
Masing-masing kelompok membawakan “Gema Takbir” dengan iringan bedug yang bervariasi serta koreografi yang menarik. Keberagaman teknik dan kreativitas peserta menjadi daya tarik tersendiri dalam festival ini.
Harapan dan Dampak Positif
Dengan adanya Festival Bedug, Pemerintah Kota Jakarta Utara berharap dapat menciptakan generasi muda yang lebih mencintai budaya Islam serta menjauhi perilaku negatif seperti tawuran. Selain itu, kegiatan ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang semakin meriah dan dapat menarik perhatian lebih banyak generasi muda untuk berpartisipasi.
Festival ini bukan hanya sekadar ajang hiburan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pembinaan karakter bagi anak muda. Melalui seni dan budaya, mereka diajak untuk memahami pentingnya nilai-nilai kebersamaan, kreativitas, dan disiplin dalam menjalani kehidupan sosial.